YANG AKAN DATANG DI FAJAR ZAMAN
Di zaman Imam Mahdi a.s. lentera hati akan bersinar. Hujan akan memeluk punggung bumi yang dahaga dan membersihkan kulitnya dari noda kehinaan, kemiskinan dan kepengecutan. Ufuk akan melahirkan matahari. Impian manis yang telah lama pergi pa.s.ti akan kembali. Fajar akan menyibakkan kabar- gembiranya dengan salat dan gema Allahu- akbar dan memberkahi fajar subuh kita dengan semburat sinar terang yang menjadikan kita dan kerajaan hanya untuk Allah dan selamanya- untukNya- semata.
Di ma.s.a itu negeri tak lagi membisu dan tidak akan surut dari gelombang pertempuran sesudah dunia menyaksikan“pertanda yang ditegaskan dari langit”. Lembaran- lembaran kemuliaan akan mencatat kebenaran di seluruh penjuru bumi. Bintang gemintang akan melihat sekelilingnya memunculkan bintang- bintang kejora dengan panji- panjinya dan hikayatnya di bumi antara galaksi dan bintang gemintang yang menyatukan gurun Sina dan Palestina. Seorang laki- laki akan berjalan di setiap penjuru dengan kekuatan hebat, tetapi berhati lembut.
Ia adalah rahmat dari Allah bagi penghuni bumi agar mereka bergabung dengan semua penghuninya yang lain di jalur pertandingan yang selamanya mengumandangkan kalimat: Laa ilaaha illallah… Muhammad ra.s.ulullah. Demikian ungkap Muhammad Isa Dawud dalam bukunya “ Al- Mahdi almuntadzar ala al-abwab Qahir al- Ma.s.ikh ad- Dajjal “ (Menyongsong Imam Mahdi sang penakluk Dajjal).
Lebih lanjut beliau mengatakan: Imam Mahdi adalah hadiah dari Allahsebagai realisa.s.i dari janjinya kepada orang- orang mukmin yang setia untuk memberikan pertolongan yang dapat memperkuat kedudukan mereka di muka bumi. Kemunculan agama junjungan alam dan umat manusia yakni nabi Muhammad SAW, yang mengalahkan semua agama, sekalipun orang- orang musyrik, orang- orang kafir dan orang- orang yang dengki membencinya. Membuktikan kebenaran hadits mulia yang disepakati kesahihannya oleh seluruh kaum muslim.
Hadits itu adalah “ Dunia belum akan berakhir (atau datang hari kiamat) sebelum Allah menyerahkan kekua.s.aan ata.s. dunia ini kepada seorang laki- laki dari Ahlul- baitku yang namanya menyamai namaku yang akan memenuhinya dengan keadilan sebagaimana mereka dulu memenuhinya dengan kezaliman dan kejahatan”. (HR: at- Thabaraniy dalam Al- Mu’jam a.s.-Saghir dan at- Turmudzi dengan lafadz yang sedikit berbeda). Adapun orang- orang yang menunggu kedatangan Imam Mahdi dengan melakukan tindakan- tindakan anarkis di negeri mereka adalah orang yang tidak mengenal Islam.
Imam Mahdi adalah seorang na.s.ionalis yang mengedepankan keluhuran dalam keberagamaan, pemikiran dan moral. Akan tetapi kenyataan ini tidak memberi justifika.s.i kepada orang- orang yang mala.s. dan berpangku tangan di negeri- negeri Muslim dan Arab untuk mengatakan “Tanggung jawab kami sudah berakhir” orang- orang seperti itu tidak ada harganya dalam pandangan Allah dan kaum mukmin yang sadar dan tidak pula mempunyai tempat di sisi Imam Mahdi.
Sebab jika anda menunggu orang yang akan mengibarkan bendera kebenaran di seluruh penjuru dunia apakah anda menganggap diri anda tidak mampu mengusahakannya sendiri semaksimal kemampuan anda? Kendati demikian yang dimaksud dengan itu bukanlah orang- orang yang melakukan berbagai tindak kekera.s.an dan pembunuhan yang membuat lari kocar- kacir anak- anak dan kaum wanita, orang- orang berusia lanjut dan ma.s.yarakat. Sebab Islam tidak bisa diartikan dengan terorisme.
Jihad Hakiki adalah jihad di medan perang dan bukan tindakan sparatis. Akan tetapi yang saya maksud dengan “berdiam diri” di sini bukanlah berarti meninggalkan pekerjaan, membengkalaikan pembangunan dan kehidupan ma.s.yarakat di sekitar kita. Orang- orang yang membuat ma.s.yarakat tidak tentram adalah orang- orang yang jauh dari pengertian Islam yang sesungguhnya. Mereka tidak ada hubungannya sedikitpun dengan Islam sebab Islam adalah rahmat, dan Imam Mahdi dalam janji kedatangannya- baik sebentar lagi maupun ma.s.ih lama- adalah juga rahmat bagi umat manusia.
Al- Allamah Muhammad A.s.shifarayniy menjelaskan dalam kitabnya “Ahwalu yaumil- qiyamah wa alamatuha- alkubra” bahwa sebagian dari tanda- tanda hari kiamat yang telah ditega.s.kan dengan tawatur dalam beberapa riwayat hadits dan atsar, yang akan mengawali tanda- tanda yang besar adalah tampaknya seorang imam yang menjadi panutan dalam ucapan dan perbuatannya, sebagai pamungka.s. dari para imam hingga tiada lagi imam setelahnya, sebagaimana Nabi Muhammad SAW yang menjadi pamungka.s. para nabi, hingga tidak ada lagi nabi setelahnya.
Beliau adalah “Muhammad AlMahdi a.s.” demikian nama Beliau sebagaimana diterangkan dalam kebanyakan riwayat hadits, adapun sebagian riwayat menyebutkan nama Beliau adalah Ahmad. Adapun nama ayahnya adalah Abdullah, berda.s.arkan hadits Nabi SAW yang menyatakan “ Namanya menyamai namaku dan nama ayahnya menyamai nama ayahku ” (HR: Abu Nuaim dari hadits Abu Hurairah). Adapun sebab kenapa Beliau mendapat nama dan gelar “Al-Mahdi” yang artinya “orang yang diberi petunjuk” yang mana hal tersebut telah ditetapkan pada sebagian besar riwayat hadits.
Salah satunya adalah riwayat dari Ka’ab al- ahbar ia berkata: bahwa Beliau dinamai “Mahdi a.s.” karena beliau memiliki kemampuan untuk memberi petunjuk kepada hal- hal yang ma.s.ih samar, dan akan mengeluarkan kitab taurat dan injil dari sebuah bumi yang bernama “Anthoqiyah” demikian jela.s. Nuaim dalam kitab Alfitan. Adapun na.s.abnya telah jela.s. dalam seluruh literatur yang menyebutkannya bahwa ia dari keturunan Ahlulbait (keluarga Nabi SAW) dari putra atau keturunan Fatimah Albatul a.s.
Tentang rsebagian riwayat yang menyatakan bahwa Mahdi a.s. dari keturunan Abba.s. ra. paman Nabi SAW, hal ini tidak dipertentangkan oleh para ulama’ bahkan disimpulkan bahwa selain dari jalur Fatimah A.s., Beliau juga mempunyai garis keturunan dari Abba.s. ra. demikian sebagaimana dijela.s.kan oleh Ibnu Hajar ra dalam kitabnya Alqaul- almukhta.s.har yang juga menyatakan bahwa riwayat yang menyatakan dari keturunan Fatimah adalah riwayat yang lebih sahih.
Kini kami ajak pembaca untuk menyimak lebih lanjut ungkapan yang memukau dan menghilangkan keraguan kita tentang kebenaran AlMahdi a.s.- almuntadzar, yang telah ditorehkan oleh Muhammad Isa dawud dalam karya bukunya yang gemilang itu, yang intinya adalah tentang sebagian kemusykilan yang seringkali dilontarkan oleh para pengkaji ma.s.alah Imam Mahdi a.s.. Yang mana kemusykilan- kemusykilan itu dikarenakan tiadanya hadits- hadits yang secara spesifik menyebutkan tentag Imam Mahdi dalam dua sumber penting dari sumber- sumber hadits, yakni Shahih al- Bukhari dan Shahih Muslim.
Kecuali kedua kitab tersebut seluruh kitab hadits mencantumkan hadits- hadits tentang Imam Mahdi secara jela.s.: Shahih at- Tirmidziy, Musnad Ahamad, Sunan Abu Dawud, Sunan an- Na.s.ai, Sunan Ibnu Majah dan kitab- kitab hadits lainnya. Dalam hal ini jika saja kita anggap Bukhari dan Muslim tidak menyebutkan riwayat tentang Mahdi, bisa terjadi sebuah kesalah pahaman, seakan- akan hadits yang tidak dicantumkan dalam Shahih Bukhari dan Muslim adalah tidak Shahih. Padahal yang benar adalah semua hadits yang terdapat dalam kedua kitab itu memang pa.s.ti Shahih, namun tidak semua hadits Shahih termuat didalamnya. Al- Bukhari sendiri menega.s.kan bahwa ia belum mencatat seluruh hadits (yang dipandang) Shahih.
Itulah sebabnya kita temukan ulama’ semisal al- Hakim yang menyusun kitab penting dengan judul Mustadrak a.s.- Shahihain yang di dalamnya menghimpun sejumlah besar hadits shahih yang memenuhi syarat yang ditetapkan oleh al- Bukhari dan Muslim, dan sesuai pula dengan tolok ukur yang mereka berdua gariskan untuk hadits- hadits shahih mereka. namun tidak disebutkan dalam kedua kitab shahih mereka. dengan demikian tidak semua hadits yang tidak disebutkan oleh Bukhari dan Muslim harus dianggap sebagai hadits yang tidak shahih dan tertolak.
Namun demikian sebenarnya al- Bukhari dan Muslim telah mengungkapkan riwayat tentang al- Mahdi a.s.. Namun hanya secara explisit. Al- Bukhari dalam bab “ al- hadits an akhirizzaman wa nuzuli Isa Alaihi- a.s.salam” mengemukakan kalimat “ wa Imamukum minkum “ dalam sebuah hadits yang diterima dari Ra.s.ulullah SAW yang berarti bahwa ketika Nabi Isa a.s.. Turun di akhir zaman beliau salat sebagai makmum di belakang Imam (pemimpin) umat ini. Lalu siapakah Imam kaum muslim yang Isa a.s.. Salat di belakangnya sebagai makmum di akhir zaman itu?
Hadits- hadits dari sumber lain menjela.s.kan bahwa Imam itu adalah Imam Mahdi a.s.. Dalam riwayat Muslim dikemukakan kalimat berikut “ dan Amirmu adalah dari kalanganmu yang dibelakangnya al- Ma.s.ih Isa a.s. salat sebagai makmum “. Berda.s.arkan fakta ini tidak ditemukan satu sumber hadits pun yang dijadikan sandaran yang tidak menyebut hadits tentang Imam Maahdi, bahkan Shahih Bukhari dan Shahih Muslim sekalipun. Hadits – hadits itu dalam derajat signifikan adalah Mutawatir.
Selanjutnya penulis itu mengatakan: jika persoalan Imam Mahdi a.s, yang memiliki sumber demikian berlimpah dalam bentuk riwayat- riwayat dan hadits- haits ini dipandang sebagai dongeng dan khurafat, maka kita tidak mungkin menemukan satu persoalan pun dalam khazanah keIslaman yang bukan khurafat, sebab sebagian persoalan- persoalan yang terdapat dalam Islam memiliki sumber yang melimpah ruah dalam bentuk riwayat- riwayat dan hadits.
Akhirnya Imam Mahdi adalah tipe seorang pengikut Muhammad SAW yang muncul pada ma.s.a kekacauan, ma.s.a krisis dan peninda.s.an dengan mengata.s.namakan agama. Mengenai junjungan kita Nabi Muhammad SAW Allah telah berfirman “ dan sekali- kali kami tidak mengutusmu kecuali sebagi rahmat bagi semesta alam “ (QS: 21:107). Dan Imam Mahdi akan tampil sebagi pemimpin dunia yang mengikuti jejak langkah Muhammad SAW, Imam Mahdi sangat toleran kepada semua orang. Pada masanya umat manusia akan menyaksikan capaian- capaian spektakuler bagi kepentingan semua orang tanpa memandang apapun agamanya.
Jika masa itu telah tiba maka manusia pun berbondong- bondong masuk Islam. Imam Mahdi tidak memerangi siapapun kecuali mereka yang diperintahkan untuk diperangi. Karena ia adalah penguasa dan Imam, segala sesuatunya berada di tangannya, sementara itu kelompok- kelompok atau individu- individu yang melakukan makar dengan mengatasnamakan agama atau messianisme jelas merupakan gerakan yang menyimpang dan sesat, sekaligus kedunguan total tentang pengetahuan keislaman yang mendalam.
Yang merupakan tiang induk agama kita yang dijadikan Allah sebagai cahaya, petunjuk dan rahmat yang menyeluruh. Dibawah naungannya semua orang baik muslim maupun non muslim akan menemukan kebahagiaan di dalamnya jiwa, darah harta dan agama mereka terlindungi. Rasulullah SAW menyimpulkan tujuan Islam dengan mengatakan: “ Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia “ Akhlak adalah inti ajaran Islam, sementara kasih sayang yang bersifat umum maupun khusus adalah inti dari Akhlak itu sendiri. Wassalam.
Abubakar Ha.s.an A.s.segaf.