Tentang Air Zamzam

Air Zamzam buat (keperluan) apa saja bagi yang meminumnya (sabda Nabi SAW). Artinya, tatkala mau minum, niatkanlah apa saja – misalkan agar tubuh tetap fit dan sehat atau untuk kesembuhan. Atau untuk maksud agar mendapat kemudahan di dalam memahami pelajaran, dan seterusnya. Menurut riwayat, inilah air yang digunakan Rasulullah SAW sebelum berangkat melaksanakan Mi’raj ke Sidratul Muntaha.

Seperti Hajar Aswad (batu hitam) yang melekat di salah satu rukun (sudut) Baitullah. Zamzam (air memancur), menurut riwayat, sebagaimana dikutip oleh Prof. DR. Syed Mohammad al-Maliky (Makkah), merupakan air yang berasal dari Jannah. Atas kehendak-Nya. Air surga itu diturunkan ke bumi kepada Nabi Ibrahim a.s. bermula dari Siti Hajar seraya menggendong  putranya (yang kemudian menjadi Nabi, yakni Ismail bin Ibrahim a.s.). Maka dalam situasi kritis musim panas itu Nabi Ibrahim (Bapak Tauhid) berdo’a  kepada Allah SWT. Dengan memohon untuk mendapatkan karunia mata air. Do’a dikabulkan, air memuncrat dari sebuah sumber yang tak ada habis-habisnya sejak itu sampai dengan saat ini dan kelak kemudian hari.

Di hari-hari tertentu tetamu Allah (Dluyufur Rahman) dari berbagai penjuru dunia berdatangan ke Baitullah. Salah satu suguhan yang disajikan adalah minuman surgawi   ‘zamzam’  itu tadi.  Pemerintah setempat  menyediakan Zamzam dalam kemasan bagi jama’ah haji. Beragam niat diucapkan tatkala meneguknya. Termasuk belum lama ini, istri jama’ah haji dari Jawa Timur yang lumpuh, tekad dan niatnya kuat untuk berobat dengan  air Zamzam. Subhanallah! Ibu yang dua putrinya dokter ini sembuh total setelah dinyatakan spesialis tulang lumpuh permanen.

Semua jama’ah suka air Zamzam yang tersedia. Imam al-Darquthny meriwayatkan, bahwa Rasulullah  SAW bersabda: “Tanda  (beda)  antara kita (Muslim) dengan munafik adalah mereka (munafik) tidak gemar minum Zamzam”.

Zamzam kini telah berusia 5.000 tahun, seperti ditulis dalam buku “Sorotan Cahaya Ilahi” M. Baharun, 1995. Sumber mata air tersebut sejak itu tak pernah kering. Adalah menakjubkan sekali, sekeliling Mekkah yang gersang terdapat sebuah sumber mata air yang melimpah ruah. Do’a Nabi Ibrahim a.s.terkabul. Simaklah munajat Nabi Ibrahim dalam Kalam Ilahi:  “Tuhan kami,! Aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah tanpa tanaman, dekat rumah-Mu yang suci. Tuhan kami! Supaya mereka mendirikan shalat. Maka jadikanlah hati sebagian insan mencintai mereka, dan berilah mereka rezeki buah-buahan, supaya mereka berterimakasih. (Q.S. 14:37).

Berkat do’a itu pula kemudian tanah Haram menjadi wilayah yang gemah ripah loh jinawi, dan sampai kini dapat dinikmati  oleh anak cucu Ibrahim a.s. sendiri. Bermula dari air lantas menyembur kekayaan yang melimpah, dapat menyulap tanah sahara yang tandus menjadi hijau serta penghuni sekitarnya makmur dan jaya. Mahasuci Allah yang berkuasa atas segala-galanya. Sudah tentu hal ini merupakan tanda-tanda kebesaran Rabbul ‘Alamien. Allah berfirman: “Mahasuci Allah yang membawa berjalan hamba-Nya  malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha, yang Kami berkati sekelilingnya untuk memperlihatkan kepadanya tanda (Kebesaran) Kami. Sungguh, Dialah Yang Maha Mendengar, Yang Maha Melihat. (Q.S. 17:1).

Tahun lalu seorang Doktor ahli tanah di Unibraw Malang pernah meneliti Zam-zam. Untuk membuat setara air tersebut diperlukan minimal bahan kimiawi  Magnesiumoksida (MgO) bagi tiap liternya. Tentu saja hal ini tanpa jaminan menyamai khasiat Zamzam. Tapi ia mengakui, bahwa air yang didapat tak mungkin dapat menyamai Zamzam yang awet, dan harganya bisa lebih mahal beberapa kali lipat dari harga Zamzam ‘produksi’ Makkah bila dijual di sini. Subhanallah! Benar kata Nabi SAW: Sebaik-baik air di muka bumi ini adalah air Zamzam!.(Hadis Mulia). A.A. Haydar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

RSS
Telegram
WhatsApp